Sukses adalah Sebuah Perjalanan bukan Tujuan

Langkah pertama dan yang paling penting menuju kesuksesan adalah bisa membayangkan menjadi sukses.

Minggu, 11 Desember 2011

Pantai Baru di Pesisir kota Bantul Yogyakarta

Pada hari minggu, kami sekeluarga tidak pergi ke kota, namun malah mengunjungi sebuah pantai yang katanya "Baru" di kota Bantul Yogyakarta, yakni pantai Baru. Lokasinya ada di Pandansimo Bantul. Perjalanan kami tempuh kurang lebih setengah jam saja dari kota Bantul menggunakan mobil andalan kami Escudo, hehehe... Sebenarnya acara ini tidak hanya kami bertiga saja (aku, suamiku, dan anak kami), namun ini adalah acara yang diadakan oleh jurusan suami kami yang tiap tiga bulan sekali mengadakan acara pertemuan keluarga dan arisan. 
Jam 9 pagi kami sudah sampai di lokasi, segera kami menuju rumah makan yang sudah kami pesan sehari sebelumnya. Kebetulan sekali, walaupun kami berangkat sendiri dari rumah, (karena rumah kami lebih dekat dibandingkan rumah teman2 yg pada kumpul di sekolahan), tapi kami bisa sampai di lokasi bersamaan, jadi tidak harus nunggu lama. Seperti rencana kami, kami bawa sendiri snack dari rumah. Wuih, hampir semua makanan jajanan ada di sini. Kue, gorengan, buah, bahkan kletikan. kami menikmati bekal kami hingga "puas". Setelah itu kami menyusuri jalan setapak menuju pantai. Wuih, walaupun agak panas namun cukup indah pantai ini. Pantai ini mirip-mirip dengan pantai Kwaru yang persisnya berada di sebelah timur pantai ini. Namun, karena masih baru mungkin jadi pantai ini terkesan lebih bersih daripada pantai Kwaru. Dari kejauhan kapal-kapal yang sedang mencari ikan tampak kecil2, banyak orang2 yg duduk di tepi pantai dengan membawa dan menancapkan kail, mungkin ikan di sini banyak, sehingga banyak yang memancing. 
Kami mencari tempat berteduh di bawah pohon cemara sambil menikmati bekal kami. Anak kami senang skali bermain di sini, ia berlari-larian sambil mencari pasir yang berlubang. Ia masuki lubang itu dengan ranting-ranting pohon cemara. Entah siapa yang mengajarinya seperti itu padahal usianya baru 1,5 tahun. Di sini juga ada penyewaan ATV /motor gede beroda 3, karena sebelumnya sudah pernah naik di pantai Depok, jadi suamiku tidak naik. Sementara banyak temen2 suamiku yang pada naik. Biayanya lumayan juga 25 ribu untuk seperempat jam. Di sini juga ada kolam renang kecil untuk anak2 yang mau berenang.
Akhirnya makin siang makin panas, kami sudah kepanasan, sehingga kami kembali ke rumah makan. Sampai di sana makan siang sudah siap. Kami menikmati ikan bakar ditemani cumi asam pedas, dan udang krispy. Tapi saya hanya makan ikan bakar saja, yang kalau menurut saya porsi ikannya sudah kebesaran. Makan siang saya cepat2 karena anak saya sudah ngantuk minta ditidurin. Akhirnya tidak lama kemudian anak saya tidur pulas dipangkuan saya. 


Setelah selesai makan dan puas dengan segelas es jeruk yg dinginnya minta ampun, kami segera pulang menuju tempat mertua yakni di jalan Parangtritis. Keluar dari jalan parkir, saya sempat mengamati sekeliling pantai Baru tersebbut. Di sana saya melihat banyak kincir angin di pasang, kata suami saya di sna sengaja dibuat untuk study anak2 UGM. Namun, kami tak sempat mampir untuk bertanya-tanya di sana. Tapi saya ingin suatu saat bis ammpelajari tentang kincir angin tersebut. Rute pulang ini sangat menyenangkan, kami tidak melewati jalan ketika berangkat tadi, tapi kami menyusuri jalan tepian pantai. Di sana kami melihat gumuk-gumuk pasir dan tumbuhan-tumbuhan pasir sangat indah. Akhirnya sampailah kami di jalan Parangtritis dari arah barat, sambil berhenti sejenak membeli es dawet. Hmm... mengurangi panasnya cuaca.

Sabtu, 10 September 2011

Menejemen Wanita Bekerja

1. Manajemen waktu
Manajemen waktu adalah strategi penting yang perlu diterapkan oleh ibu bekerja untuk dapat mengoptimalkan perannya sebagai ibu rumah tangga, istri dan sekaligus karyawati.  Hal-hal yang bisa dilakukan antara lain (Rini, 2002):
(a)    Tentukan dan tetapkan tujuan dalam bekerja
Seberapa jauh Anda ingin melibatkan diri pada pekerjaan? Berapa lama waktunya? Pekerjaan yang diinginkan adalah full time atau part time? Sesuaikan dengan kondsi dan kebutuhan Anda serta keluarga.
(b)    Tetapkan prioritas
Dengan menetapkan prioritas, ibu dapat mulai menentukan jenis dan porsi aktivitas untuk masing-masing peran (sebagai istri, ibu, karyawati). Jadi meskipun bekerja, sepulang kerja ibu harus menyediakan waktu yang berkualitas baik untuk anak maupun suami. Susun agenda sedemikan rupa agar ibu dapat mengatur kegiatan secara lebih sistematis dan efisien. (c)    Delegasikan beberapa tugas kepada orang lain.
Pendelegasian pekerjaan di tempat kerja membuat ibu merasa lebih rileks dan dapat memfokuskan diri pada pekerjaan yang betul-betul harus dikerjakan sendiri. Mendelegasikan pekerjaan rumah tangga pada pembantu atau anggota keluarga yang lain juga bermanfaat agar ibu tidak terlalu lelah dibebani pekerjaan sehari-hari sehingga kurang dapat menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak dan suami (terlalu sibuk membereskan pekerjaan rumah).
2. Manajemen keluarga
(a) Mempekerjakan pembantu rumah tangga untuk meringankan beban pekerjaan di rumah.
(b) Jika sudah mempunyai anak yang relatif lebih besar dapat ditanamkan pengertian untuk ikut membantu mengelola tugas rumah tangga sehari-hari, mengajarkan prinsip kerja sama dan tanggung jawab sejak dini pada anak, agar terbiasa bersikap mandiri, berinisiatif dan dapat diandalkan.
(c) Jika anak masih kecil, diupayakan menyediakan pengasuh yang baik, bertanggung jawab dan dapat dipercaya ketika ditinggal pergi bekerja. Bisa juga minta bantuan pada anggota keluarga yang lain (orang tua, adik, kakak) untuk mengawasi dan menemani anak tersebut.
3. Manajemen pekerjaan
Agar terjalin quality time bersama keluarga, ibu perlu bersikap lebih efisien dan produktif dalam pekerjaan. Makin ibu tidak produktif dan efisien, makin banyak pekerjaan yang tertunda dan makin malas untuk menyelesaikannya hingga menghambat hubungan ibu dengan keluarga. Akibatnya ibu jadi stres dan sensitif terhadap anak-anak dan suami.
4. Manajemen diri
(a) Untuk bisa mengatur diri sendiri, kenalilah diri Anda terlebih dahulu. Seberapa tinggi tingkat toleransi ibu terhadap stres dan hal-hal apa saja yang dapat membuat stres.
(b) Hindari tindakan dan pikiran negatif yang akan menambah persoalan, dan merubah cara berpikir irasional yang mengganggu kenyamanan hidup.
(c) Beristirahat sejenak untuk bersantai, melakukan kegiatan dan hobi yang disukai.
(d) Ciptakan suasana rileks dalam hati dan berpikirlah positif agar ibu tidak terlalu tegang dn mudah reaktif terhadap orang lain.
(e) Sering bercanda dan humor dengan keluarga, teman, tetangga, karena sangat bermanfaat untuk melepaskan kejenuhan, ketegangan dan kebosanan.
5. Memelihara dukungan sosial
Membina hubungan baik dengan teman, rekan kerja, tetangga sekitar, konsumen (jika mempunyai toko), dan atasan sangat penting untuk mencegah timbulnya masalah yang tidak perlu dan dapat membuat ibu lebih bersemangat dalam bekerja.
Sumber : Rini Jacinta, www.e-psikologi.com (2002)

Jumat, 08 April 2011

Wanita...Jagalah Keindahanmu

Sebagai seorang wanita yang sudah menikah dan punya seorang anak, aku menjadi gelisah ketika berada di tempat-tempat umum. Ini berbeda dengan ketika aku masih menjadi gadis dulu. Why? Semasa gadis, mana peduliku dengan orang lain yang berada di jalan-jalan, mall, atau tempat wisata. Tapi kini, aku punya kewajiban lain yakni menjaga suamiku dan anakku dari segala hal yang menjerumuskan (tanda petik) mereka. Wabah yang berbahaya bagi mereka berdua adalah "wanita pengumbar aurat" yang menampakkan aurat mereka di tempat-tempat umum. Dahulu hal seperti ini aku anggap angin lalu, tapi ternyata itu tidak bagi seorang suami dan seorang anak.
Wahai para wanita...sadarlah bahwa dengan membuka auratmu di muka umum, secara langsung maupun tak langsung kau telah mengakibatkan berbagai bencana di negeri ini bahkan bencana seluruh dunia. Angka perkosaan, bahkan banyak anak-anak dan remaja yang menjadi korbannya. Ingatlah wahai wanita, bahwa tubuhmu amatlah molek, sehingga perlu dijaga, bukannya malah diumbar. Bukankah Allah telah membuat aturan yang sangat menentramkan hidup kita, yakni dalam Qs. Al Ahzab: 59, "Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka..." serta Qs. An Nur: 31, "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannyadan memelihara kemaluannya, dan janganlah memperlihatkan auratnya kecuali yang biasa terlihat (muka dan telapak tangan). Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan auratnya selain kepada suami, ayah, ayah suami, putra, putra suami, saudara lelaki, putra saudara lelaki, putra saudara lelaki, putra saudara perempuan, para perempuan, hamba sahaya, laki-laki tua yang tidak mempunyai keinginan, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan...". Bukankah kedua ayat tadi sudah sangat jelas bagaimana seharusnya wanita berpakaian?
Ironinya banyak wanita sekarang yang berbuat bukan atas landasan iman dan taqwa, namun hanya berlandaskan hawa nafsu. Entah karena ingin mengikuti tren, memuaskan naluri untuk dipuja kaum adam, atau karena imbalan uang yang tak seberapa besarnya.
Wahai para wanita, peliharalah tubuhmu dengan balutan jilbab dan kerudung, karena sesungguhnya wanita yang cantik, mulia, dan terhormat bukanlah mereka yang selalu mengumbar auratnya dan memoles wajahnya, namun wanita yang taat pada Allah dengan selalu menjalankan perintahNya. So, janganlah berbangga bila engkau menampakkan auratmu, bukankah tubuhmu yang cantik bukan milikmu. Bila tua datang, tubuhmu yang cantik bakal menjadi tua renta dan keriput. Lantas apa yang bisa kau banggakan dari tubuhmu itu? Jika engkau mati, tubuhmu akan kaku dan terbungkus dengan kafan. Tak ada harganya sama sekali dan tak lebih dari sebuah mayat yang lama kelamaan akan busuk.
Lebih baik, hidup ini kita isi dengan perbanyak beribadah, mentaati perintahNya, menutup aurat kita dengan sempurna, bukannya malah memamerkan aurat di sembarang tempat. Kita akan rugi dunia akhirat!